NawaBineka – Zakat merupakan salah satu pilar penting dalam agama Islam yang mengajarkan konsep kepedulian sosial dan keseimbangan ekonomi.
Dalam pelaksanaannya, terdapat dua jenis zakat utama yang umumnya dikenal dalam masyarakat Muslim, yaitu zakat maal dan zakat fitrah.
Meskipun keduanya memiliki tujuan yang sama, yaitu membersihkan harta serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terdapat perbedaan signifikan antara keduanya.
Baca Juga: Alasan Mie Ayam dan Bakso Jadi Makanan Favorit Saat Lebaran, Ketupat Kalah Pamor!
Perbedaan Zakat Maal dan Zakat Fitrah

1. Zakat Maal
Zakat maal, yang secara harfiah berarti zakat harta, merupakan zakat yang dikenakan atas kekayaan atau harta benda yang dimiliki oleh individu.
Zakat maal dikenakan atas harta yang telah mencapai nisab (batas minimum harta yang harus dipenuhi agar subjek wajib membayar zakat) dan telah dimiliki selama satu tahun hijriyah.
Nisab untuk zakat maal berbeda tergantung pada jenis harta yang dimiliki, seperti emas, perak, uang, dan perdagangan.
Zakat maal umumnya dikenakan pada harta seperti:
- Emas dan perak
- Uang tunai
- Investasi dan saham
- Hasil pertanian dan perkebunan
- Barang dagangan
- Hewan ternak
- Dan lain-lain
Zakat maal memiliki besaran yang ditentukan, yaitu sebesar 2,5% dari jumlah kekayaan yang dimiliki.
Zakat ini kemudian didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, seperti fakir miskin, asnaf (orang yang berhak menerima zakat), dan untuk kepentingan amil (pegawai yang ditugasi mengumpulkan dan mendistribusikan zakat).
2. Zakat Fitrah
Sementara itu, zakat fitrah adalah zakat yang dikenakan pada setiap individu Muslim yang mampu, baik dewasa maupun anak-anak, sebagai bentuk kewajiban sosial dalam mendukung mereka yang kurang mampu pada saat Idul Fitri.
Zakat fitrah disebut juga sebagai zakat “fitrah” karena kewajiban ini muncul secara alami pada akhir bulan Ramadan, yang menandakan berakhirnya puasa.
Besaran zakat fitrah biasanya ditetapkan berdasarkan jenis makanan pokok yang lazim dikonsumsi oleh masyarakat setempat, seperti beras, gandum, atau kurma.
Di banyak negara, besaran zakat fitrah ditetapkan dalam bentuk berat dari bahan makanan tersebut, misalnya satu mud atau setara dengan 2,5 kilogram beras.
Tujuan dari zakat fitrah adalah untuk membersihkan jiwa individu dari dosa-dosa yang dilakukan selama menjalankan puasa Ramadhan, serta untuk memastikan bahwa seluruh masyarakat, terutama yang kurang mampu, dapat merayakan hari raya dengan layak.
Perbedaan Utama

- Subjek Kewajiban: Zakat maal dikenakan pada harta benda dan kekayaan yang dimiliki individu, sementara zakat fitrah dikenakan pada individu Muslim yang mampu pada akhir bulan Ramadan.
- Waktu Pembayaran: Zakat maal dibayar setelah melewati satu tahun hijriyah, sedangkan zakat fitrah harus dibayarkan sebelum pelaksanaan sholat Idul Fitri.
- Besaran: Zakat maal ditetapkan sebesar 2,5% dari total kekayaan yang dimiliki, sedangkan besaran zakat fitrah biasanya berdasarkan jenis makanan pokok dan ditetapkan dalam bentuk berat.
- Penerima Manfaat: Zakat maal didistribusikan kepada delapan golongan yang berhak menerimanya, sementara zakat fitrah langsung diberikan kepada fakir miskin untuk membantu mereka merayakan hari raya dengan layak.
Baca Juga: Makan Kurma Jumlah Ganjil Dianjurkan Nabi Muhammad saat Buka Puasa, Ini Penjelasan Ilmiahnya
Melalui pemahaman yang mendalam tentang perbedaan antara zakat maal dan zakat fitrah, umat Islam diharapkan dapat melaksanakan kewajiban zakat dengan penuh kesadaran dan kepedulian terhadap sesama, sehingga tujuan zakat sebagai salah satu bentuk ibadah dan solidaritas sosial dapat tercapai dengan baik.