Wednesday, May 21, 2025
spot_img
HomeNewsNasionalMengungkap! Dokter Aulia Risma yang Bunuh Diri karena Tak Kuat "Di-Bully" Selama...

Mengungkap! Dokter Aulia Risma yang Bunuh Diri karena Tak Kuat “Di-Bully” Selama Pelatihan PPDS

NawaBineka – Dokter Muda Aulia Risma Lestari, seorang peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Anestesi di Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang, dilaporkan meninggal dunia diduga bunuh diri pada 12 Agustus 2024. Belakangan tersebar kabar Aulia nekat mengakhiri hidupnya karena tak kuat dengan tindakan bullying selama pelatihan PPDS.

Aulia ditemukan tidak bernyawa di kamar kosnya setelah diduga menyuntikkan obat bius ke dalam tubuhnya sendiri. Tragisnya, sebelum kejadian ini, Aulia diduga mengalami tekanan psikologis dan perundungan (bullying) selama menjalani pelatihan PPDS di RSUP Kariadi Semarang.

Buku harian yang ditemukan di kamar kosnya menunjukkan bahwa dia kerap kali mengeluhkan rasa lelah dan tekanan yang dirasakannya, baik dari segi mental maupun fisik. Perundungan ini diduga berasal dari lingkungan pelatihannya.

Surat Wasiat Dokter Aulia

Dokter Aulia Risma (Foto: Istimewa)
Dokter Aulia Risma (Foto: Istimewa)

Dalam buku catatan harian (diary) milik korban, tersebar bagian pesan-pesan terakhir sebelum dokter Aulia Risma nekat mengakhiri hidupnya.

Terlalu berat untukku.
Sakit sekali.
Beban fsiknya begitu besar.
Aku ingin berhenti.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Sakit sekali, sungguh sakit.
Aku ingin berhenti.

Aku tidak sanggup setiap hari bekerja seperti ini.
Ada yang bisa menolong saya?
Apa Tuhan tau saya tersiksa? Apa Tuhan tau aku kesakitan? Kenapa di setiap aku berharap.
Tidak pernah ada jawabannya.

Apa Tuhan Membenciku?
Aku selalu menjerit mohon pertolong.
Tapi kenapa aku dibiarkan?
Aku aku dilahirkan hanya untuk mengakhiri?
Seni kehidupan mana yang kulihat dahulu sehingga aku setuju untuk memililih dilahirkan?

Aku tidak serta merta menyerah tanpa berusaha.
Aku sudah menanggung banyak.
Aku manusia biasa.
Punggungku terasa amat sangat sakit setiap pulang.

Pulang dini hari, bukan duduk-duduk saja.
Aku merasakan sakit yang luar biasa malam ini.
Aku tidak sanggup lagi meneruskan siklus ini.
Aku mohon, maafkan aku.
Maafkan aku yang menyerah.

Aku sudah berjuang.
Aku sudah sangat berusaha.
Aku mohon,
Aku mohon.

Aku tidak sanggup lagi.
Bila harus menanggung lebih lama lagi.
Aku sendirian, aku berjuang sendiri.
Tidak ada yang menolongku.
Aku tidak ingin sesakit ini lebih lama lagi.
Semoga Tuhan mengampunikun.
Tuhan, aku sakit.
Aku mohon tempat aku pulang.

Kemenkes Lakukan Penyelidikan

Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Setkab)
Menkes Budi Gunadi Sadikin (Foto: Setkab)

Kasus ini memicu keprihatinan luas di masyarakat dan mendapat perhatian serius dari berbagai pihak, termasuk Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin, yang berkomitmen untuk menyelidiki kasus ini lebih lanjut.

Kementerian Kesehatan bahkan mengambil langkah untuk menghentikan sementara program PPDS Anestesi di UNDIP sebagai bentuk evaluasi menyeluruh.

“Itu sebabnya kita berhentikan sementara. Supaya penyelidikan ini bisa dilakukan dengan cepat bersih dan transparan bebas dari intimidasi yang sekarang terjadi,” ujar Budi.

Budi menambahkan, kementeriannya tidak berencana menutup selamanya PPDS Anestasi Universitas Diponegoro. Penutupan sementara ini semata-mata untuk menciptakan situasi yang nyaman agar para junior peserta didik Anestesi bisa berbicara bebas tanpa dibayangi rasa takut dan ancaman dari seniornya.

“Dengan begitu kita bisa ambil tindakan yang tegas dan kemudian insya Allah bisa dibuka kembali,” ujar dia.

Budi menambahkan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim untuk menindaklanjuti kasus ini.

“Kita berdua ingin benar-benar membereskan dan menghilangkan praktek bullying ini selama-lamanya karena ini tidak baik. Bahkan korban jiwa tidak hanya hari ini saja biasanya ditutup-tutupi, baru kali ini saja ini terbuka. Dan kita akan beresin ini secepat mungkin,” imbuh dia.

Undip Bantah Ada Bullying di Program PPDS

Gedung Universitas Diponegoro. (Foto: Website Undip)
Gedung Universitas Diponegoro. (Foto: Website Undip)

Sementara itu, pihak Universitas Diponegoro (Undip) sendiri memberikan tanggapan bahwa mereka menghormati privasi korban dan menyatakan bahwa korban memang memiliki masalah kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajarnya.

Namun, mereka menolak tuduhan bahwa perundungan adalah satu-satunya penyebab tragedi ini.

“Mengenai pemberitaan meninggalnya almarhumah berkaitan dengan dugaan perundungan yang terjadi, dari investigasi internal kami, hal tersebut tidak benar,” kata Manajer Layanan Terpadu dan Humas Undip, Utami Setyowati di kantornya, Semarang, Kamis (15/8/2024).

Dia mengatakan yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit. Namun, Utami tak bisa menjelaskan lebih lanjut jenis penyakit korban yang berusia 30 tahun itu.

“Almarhumah selama ini merupakan mahasiswi yang berdedikasi dalam pekerjaannya. Namun demikian, Almarhumah memiliki problem kesehatan yang dapat mempengaruhi proses belajar yang sedang ditempuh. Dengan menjunjung tinggi nilai-nilai konfidensialitas medis dan privasi almarhumah, kami tidak bisa menyampaikan detail,” jelasnya.

Meski begitu, Utami mengatakan Undip tetap terbuka bila ada fakta lain di luar hasil investigasi tersebut. Pihaknya juga siap berkoordinasi untuk menindaklanjutinya.

“Kami siap berkoordinasi dengan pihak manapun untuk menindaklanjuti tujuan pendidikan dengan menerapkan zero bullying di Fakultas Kedokteran Undip,” tambahnya.

Kasus ini menggugah kesadaran akan pentingnya lingkungan pendidikan yang mendukung kesehatan mental peserta didik, khususnya dalam program pendidikan yang sangat menuntut seperti PPDS.

Catatan Redaksi:

Bunuh diri bukanlah solusi untuk menyelesaikan permasalahan kehidupan. Jika Anda atau orang di sekitar Anda mengalami tekanan dan muncul pikiran untuk bunuh diri, segeralah hubungi hotline bunuh diri Indonesia melalui nomor 1119 (ekstensi 8) atau hotline kesehatan jiwa Kemenkes di nomor 021-500-454. 

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments