NawaBineka – Pernikahan adalah komitmen besar yang diambil oleh dua individu yang berharap untuk menjalani hidup bersama dalam suka dan duka. Namun, tidak jarang pasangan muda yang baru menikah dihadapkan pada tantangan yang tak terduga, termasuk perselingkuhan.
Fenomena ini mengundang banyak pertanyaan, terutama ketika terjadi pada pasangan yang seharusnya berada dalam masa-masa paling bahagia dan penuh harapan. Kasus seperti yang dialami Pratama Arhan dan Azizah Salsha alias Zize menjadi contoh nyata yang menyoroti bagaimana perselingkuhan bisa terjadi bahkan di awal pernikahan.
Baca Juga: Mimpi Melihat Cermin, Artinya Apa Ya?
Salah satu alasan utama mengapa perselingkuhan terjadi pada pasangan muda yang baru menikah adalah ketidakmatangan emosional. Pada usia muda, banyak pasangan yang mungkin belum sepenuhnya siap menghadapi tanggung jawab dan komitmen yang datang dengan pernikahan.
Ekspektasi yang tidak realistis tentang kehidupan pernikahan, dikombinasikan dengan tekanan dari lingkungan sosial dan keluarga, dapat membuat individu merasa terjebak atau kewalahan. Ketika harapan-harapan ini tidak terpenuhi, beberapa orang mungkin mencari pelarian atau kepuasan di luar hubungan pernikahan mereka.
Selain itu, kurangnya komunikasi yang efektif sering menjadi penyebab perselingkuhan. Di awal pernikahan, banyak pasangan yang mungkin belum mengembangkan keterampilan komunikasi yang diperlukan untuk mengatasi masalah yang muncul.
Ketidakmampuan untuk mengungkapkan perasaan, kebutuhan, atau kekhawatiran dapat menyebabkan ketegangan yang tidak terselesaikan dalam hubungan. Ketika komunikasi terganggu, rasa ketidakpuasan dan frustrasi dapat meningkat, dan dalam beberapa kasus, ini bisa mendorong salah satu pasangan untuk mencari pemenuhan emosional atau fisik di tempat lain.
Baca Juga: Pilih Smartwatch atau Smartband? Yuk, Intip Bedanya!

Tekanan sosial juga memainkan peran penting dalam fenomena ini. Pasangan muda sering kali berada di bawah tekanan untuk menunjukkan citra pernikahan yang sempurna di mata keluarga, teman, dan masyarakat.
Tekanan ini bisa sangat berat, terutama ketika realitas pernikahan tidak sesuai dengan harapan. Ketika individu merasa gagal memenuhi standar sosial ini, mereka mungkin merasa terdorong untuk mencari validasi atau pelarian melalui perselingkuhan, sebagai cara untuk mengatasi perasaan gagal atau ketidakbahagiaan.
Selain faktor-faktor internal, pengaruh dari luar juga dapat memicu perselingkuhan pada pasangan muda. Kehadiran teman atau rekan kerja yang tidak mendukung pernikahan atau yang memiliki pandangan liberal tentang hubungan bisa mempengaruhi cara berpikir seseorang.
Lingkungan yang tidak kondusif ini dapat memperbesar peluang untuk terjadinya perselingkuhan, terutama jika salah satu pasangan mudah terpengaruh oleh tekanan dari luar.
Baca Juga: Ladies, Ini Rutinitas yang Harus Dilakukan Sebelum Tidur Agar Tetap Cantik
Dalam kasus Arhan dan Zize, sebagai contoh, kita bisa melihat bagaimana tekanan dari berbagai pihak, baik internal maupun eksternal, dapat berkontribusi pada perselingkuhan. Ketenaran dan perhatian publik yang mereka terima sebagai pasangan muda mungkin telah menciptakan ekspektasi yang tidak realistis dan tekanan tambahan dalam hubungan mereka.
Di sisi lain, kurangnya waktu yang berkualitas bersama karena kesibukan masing-masing atau perbedaan dalam prioritas juga bisa menjadi faktor yang memisahkan mereka secara emosional, membuat salah satu atau kedua belah pihak lebih rentan terhadap godaan dari luar.
Namun, penting untuk diingat bahwa setiap hubungan adalah unik, dan penyebab perselingkuhan bisa sangat bervariasi dari satu pasangan ke pasangan lainnya. Yang jelas, mengatasi masalah seperti ini membutuhkan komunikasi yang terbuka, komitmen untuk memperbaiki hubungan, dan dalam beberapa kasus, bantuan profesional.
Bagi pasangan muda, memahami bahwa pernikahan memerlukan upaya terus-menerus dan bahwa tantangan adalah bagian dari perjalanan bisa menjadi langkah penting dalam mencegah perselingkuhan dan menjaga hubungan tetap kuat.
Pernikahan yang sukses tidak hanya dibangun di atas cinta dan romantisme, tetapi juga pada kemauan untuk bekerja sama menghadapi masalah, menghargai perbedaan, dan tetap setia dalam komitmen yang telah diambil.
Kasus-kasus seperti Arhan dan Zize mengingatkan kita bahwa tidak ada hubungan yang kebal terhadap masalah, tetapi dengan kesadaran, kedewasaan, dan komunikasi yang baik, banyak rintangan bisa diatasi bersama.
Baca Juga: Cerita Sukses: Anak Muda yang Berhasil Mengatasi Overthinking