NawaBineka – Indonesia masuk ke dalam negara dengan polusi terburuk di Asia. Laporan terbaru dari IQAir mengungkap fakta mengkhawatirkan bahwa Asia menjadi tuan rumah bagi sebagian besar kota dengan kualitas udara terburuk di dunia, dengan 99 dari 100 kota terburuk tersebar di Benua Asia.
Tidak hanya itu, data menunjukkan bahwa 83 dari 100 kota yang menghadapi tingkat polusi tertinggi terletak di negara tunggal, yaitu India.
Studi terkini dari IQAir, menyoroti bahwa pada tahun 2023, India menjadi negara dengan kualitas udara paling buruk di dunia.
Hal ini terutama disebabkan oleh fakta bahwa sebagian besar kota di India mengalami tingkat polusi udara yang melampaui pedoman yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebanyak lebih dari 10 kali lipat.
Kota Begusarai di India utara, dengan populasi sekitar 500 ribu penduduk, menonjol sebagai kota yang paling tercemar di dunia pada tahun 2023. Rata-rata konsentrasi PM2.5 di Begusarai mencapai 118,9, yang setara dengan 23 kali lipat dari batas yang direkomendasikan oleh WHO.
Baca Juga: Mendarat di Dubai, Tim U-23 Indonesia Langsung Jalani Latihan Perdana
PM2.5, partikel udara dengan diameter 2,5 mikrometer atau lebih kecil, terdiri dari debu, jelaga, kotoran, asap, dan tetesan cair. Meskipun tidak terlihat dengan mata telanjang, partikel ini memiliki dampak serius terhadap kesehatan manusia.
Menurut laporan IQAir, 96 persen atau sekitar 1,3 miliar populasi India tinggal dengan tingkat polusi udara yang melebihi standar WHO sebanyak tujuh kali lipat.
Secara global, wilayah Asia Tengah dan Asia Selatan dikategorikan memiliki kinerja terburuk dalam hal kualitas udara. Ini terutama tercermin dari fakta bahwa empat dari negara-negara dengan tingkat polusi tertinggi di dunia pada tahun 2023 adalah Bangladesh, Pakistan, India, dan Tajikistan.
Studi tentang PM2.5 ini juga mengungkapkan bahwa sebanyak 92,5 persen dari 7.812 kota di 134 negara, wilayah, dan teritori tidak memenuhi standar kualitas udara WHO yang menetapkan batas tingkat PM2.5 tahunan tidak melebihi 5 mikrogram per meter kubik.
Di sisi lain, ada 10 negara dan wilayah di mana kualitas udara dianggap “sehat”, termasuk Finlandia, Estonia, Puerto Riko, Australia, Selandia Baru, Bermuda, Grenada, Islandia, Mauritius, dan Polinesia Prancis.
Persingkat Usia Manusia
CEO IQAir Global, Frank Hammes, menyoroti dampak serius dari tingkat polusi udara yang tinggi, termasuk pengurangan potensi umur manusia hingga enam tahun. Menurutnya, polusi udara telah terbukti menjadi faktor utama yang memengaruhi kesehatan dan umur manusia.
“Kami melihat bahwa polusi udara memiliki dampak di setiap aspek kehidupan kita,” kata Hammes, dikutip CNNIndonesia.com Rabu, (3/4/2024).
“Biasanya, di beberapa negara yang paling tercemar hal ini akan mengurangi umur manusia antara tiga hingga enam tahun dan ini akan menimbulkan penderitaan bertahun-tahun. Padahal, sebenarnya hal itu dapat dicegah jika kualitas udara lebih baik,” tambahnya.
Baca Juga: 5 Kode di Balik Celana Dickies Beserta Artinya, Jangan Salah Pilih!
Laporan BMJ pada November 2023 menunjukkan bahwa jutaan orang meninggal setiap tahunnya akibat masalah kesehatan terkait polusi udara, dengan polusi dari bahan bakar fosil menjadi penyebab kematian bagi 5,1 juta orang di seluruh dunia setiap tahunnya. WHO juga mencatat bahwa gabungan dampak polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan menyebabkan kematian sebanyak 6,7 juta orang setiap tahunnya.
Hammes menekankan bahwa perubahan iklim, terutama yang disebabkan oleh aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil, berkontribusi secara signifikan terhadap polusi udara. Krisis iklim mengubah pola cuaca, yang pada gilirannya mempengaruhi penyebaran polutan.
Hal ini diperparah oleh kebakaran hutan yang semakin parah di banyak wilayah dan musim serbuk sari yang lebih panjang dan intens. Hammes menegaskan perlunya tindakan untuk mengurangi polusi udara, yang akan memberikan manfaat jangka panjang dalam menangani krisis iklim dan memperbaiki kualitas udara global.
Dalam konteks ini, daftar negara di Asia dengan kualitas udara terburuk pada tahun 2023, yang melampaui standar WHO tujuh hingga 10 kali lipat, mencakup Bangladesh, Pakistan, India, Tajikistan, Burkina Faso, Irak, Uni Emirat Arab, Nepal, Mesir, Republik Demokratik Kongo, Kuwait, Bahrain, Qatar, Indonesia, dan Rwanda.
Dampak krisis iklim juga mencakup eskalasi kebakaran hutan yang semakin meluas di berbagai daerah serta perpanjangan dan intensifikasi musim serbuk sari. Kedua fenomena ini memiliki potensi besar untuk memperburuk masalah kesehatan yang terkait dengan polusi udara.
Dilaporkan oleh BMJ pada November 2023, masalah kesehatan terkait polusi udara telah menjadi penyebab kematian bagi jutaan orang setiap tahunnya. Terutama, polusi udara dari bahan bakar fosil telah dikaitkan dengan kematian 5,1 juta orang di seluruh dunia setiap tahun.
Sementara itu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan bahwa gabungan dampak polusi udara lingkungan dan polusi udara rumah tangga telah menyebabkan kematian sebanyak 6,7 juta orang setiap tahunnya.
“Hal yang turut mengkhawatirkan adalah hal-hal yang menyebabkan polusi udara luar ruangan terkadang menyebabkan polusi udara dalam ruangan,” kata Hammes.
“Jadi, memasak dengan bahan bakar kotor akan menghasilkan paparan di dalam ruangan yang jauh lebih besar daripada yang Anda lihat di luar ruangan,” lanjutnya.
10 daftar negara dengan kualitas udara terburuk di Asia yang melebihi rata-rata standar WHO tujuh hingga 10 kali lipat pada 2023.
- Bangladesh (79,9)
- Pakistan (73,7)
- India (54,4)
- Tajikistan (49)
- Burkina Faso (46,6)
- Irak (43,8)
- Uni Emirat Arab (43).
- Nepal (42,4)
- Mesir (42,4)
- DR Kongo (40,8)
- Kuwait (39,9)
- Bahrain (39,2)
- Qatar (37,6)
- Indonesia (37,1)
- Rwanda (36,8)