NawaBineka – Menjelang ajang olahraga terbesar bagi para atlet disabilitas, Paralympic Paris 2024, Indonesia tak hanya mempersiapkan kekuatan di lapangan, tetapi juga mempersembahkan kebanggaan budaya dalam bentuk seragam resmi kontingen.
IKAT Indonesia by Didiet Maulana, dalam kolaborasinya dengan MILLS, meluncurkan koleksi eksklusif bertajuk “Sandya Niskala”. Koleksi ini dirancang khusus untuk menemani para atlet Indonesia bertanding di Paris dari tanggal 29 Agustus hingga 8 September 2024.
Dalam perkenalannya melalui unggahan Instagram pada Minggu (25/8), Didiet Maulana bersama Kementerian Pemuda dan Olahraga mengungkapkan filosofi mendalam di balik koleksi tersebut. Sejumlah atlet paralympic Indonesia menjadi model dalam kampanye ini, termasuk nama-nama besar seperti Muhammad Fadli Immammuddin (Para-cycling), Leani Ratri Oktila dan Suryo Nugroho (Para-badminton), Ni Nengah Widiasih (Para-powerlifting), Jendi Pangabean (Para-swimming), dan Teodora Audi Ayudia (Para-archery). Mereka berpose dalam seragam dominasi putih dengan aksen motif khas IKAT Indonesia yang berpadu dalam rona merah.
Baca Juga: Influencer dan Tren Sepatu Chunky: Bagaimana Media Sosial Membentuk Fashion

Representasi Indonesia dalam Setiap Jahitan
Seragam yang dirancang bukan sekadar pakaian, melainkan sebuah simbol semangat dan identitas bangsa. Di bagian belakang seragam, tulisan “INDONESIA” tercetak tegas, sementara lambang negara terpampang di dada kiri, mengingatkan bahwa para atlet ini membawa nama bangsa di setiap langkah mereka.
Koleksi “Sandya Niskala” tidak hanya merepresentasikan identitas budaya, tetapi juga menyampaikan pesan yang lebih dalam. “Sandya” yang dalam bahasa Sansekerta berarti persatuan, dan “Niskala” yang berarti kuat, menjadi simbol dari kekuatan, keberanian, dan tekad pantang menyerah yang selalu melekat pada para atlet Paralympiade Indonesia.
Dalam unggahan Instagram @ikat_ind, Didiet Maulana menjelaskan, “Sandya Niskala lahir dari kekuatan, keberanian, dan tekad pantang menyerah atlet Paralympiade Indonesia.” Seragam ini diharapkan menjadi pengingat akan sportivitas dan perayaan setiap pencapaian para atlet Indonesia yang akan berjuang di Paralympic 2024.
Baca Juga: Vintage Regency: Gaya Elegan yang Kembali Menghiasi Gen Z

Filosofi Budaya dalam Desain
Mengusung filosofi persatuan dan kekuatan, setiap detail pada seragam ini dirancang dengan cermat. Motif yang digunakan terinspirasi dari keindahan dan keragaman budaya Indonesia, sebuah negara kepulauan yang kaya akan tradisi dan sejarah. Didiet Maulana berhasil menggabungkan elemen-elemen ini dalam desain yang modern namun sarat makna, mencerminkan semangat Indonesia dalam balutan busana.
Bagi Didiet, koleksi ini bukan hanya tentang pakaian, tetapi juga tentang merayakan keberagaman budaya Indonesia di kancah dunia. “Kami ingin setiap atlet merasakan kebanggaan mengenakan busana ini, seolah mereka membawa sepotong Indonesia ke Paris,” ujar Didiet.

Baca Juga: Kebaya Indonesia: Warisan Budaya yang Elegan dan Penuh Makna
Dengan “Sandya Niskala”, para atlet Indonesia tak hanya berjuang untuk meraih medali, tetapi juga membawa pesan kuat tentang persatuan dan kekuatan budaya Indonesia. Seragam ini adalah wujud nyata dari kebanggaan dan semangat Indonesia, yang akan selalu menyertai mereka di setiap langkah menuju kemenangan di Paralympic Paris 2024.