NawaBineka – Pembelian bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite rencananya akan dibatasi dan ini memicu terjadinya kelangkaan di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak (SPBU).
Eits tenang aja, Pertamina akan menyediakan BBM baru campuran tebu sebagai penggantinya. Penerapannya tinggal menunggu revisi Peraturan Presiden (Perpres) No.191 Tahun 2014 tentang Penyediaan, Pendistribusian, Harga Jual Eceran BBM yang sudah diajukan mulai pertengahan 2022 lalu.
Baca Juga: AstraZeneca Tarik Vaksin Covid-19 Buatannya di Seluruh Negara, Kenapa Ya?
Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting memastikan, pihaknya tetap akan melakukan pemasokan BBM Subsidi. Hanya saja diakui beberapa SPBU tidak tersedia Pertalite.
“Alokasi BBM subsidi masing-masing SPBU ditentukan regulator, yaitu BPH Migas. Ada beberapa SPBU yang baru dibangun memang tak semua mendapatkan alokasi BBM Subsidi,” tutur Irto.

“Namun jumlah totalnya tidak sampai 5 persen. Artinya mayoritas masih menjual BBM Subsidi,” lanjut Irto.
Pertamina kini masih mendistribusikan Pertalite dan Solar subsidi sampai turun imbauan dari pihak BPH Migas. Serta, menunggu revisi Perpres No 191/2014.
Tercatat hingga April 2024, realisasi penyaluran Pertalite secara nasional adalah sebanyak 9,9 juta Kiloliter (KL), dari total Kuota Pertalite tahun 2024 yang telah ditetapkan oleh Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) sebesar 31,7 juta KL.
Sebelumya Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menyebut, pemerintah sedang menghitung subsidi untuk BBM jenis baru, Bioetanol.
Bahan bakar itu akan jadi pengganti BBM Subsidi yang sedang bergulir, yaitu Pertalite. Adapun penggunaan BBM Bioetanol, dipercaya bisa mengendalikan polusi udara sekaligus meningkatkan kualitas bahan bakar.

“Iya nanti kita lihat dulu, kita mau bioetanol itu karena masalah polusi ini harus kita kendalikan paling cepat mengendalikan itu adalah etanol tadi,” bebernya.
Pertamina rencananya akan menjual produk BBM baru yakni percampuran Pertamax dengan Bioetanol. Produk hasil percampuran keduanya akan memiliki nilai oktan 95 atau RON 95.
Bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang berasal dari tumbuhan, dan dalam hal ini Pertamina menggunakan tebu sebagai sumber bahan bakar nabati.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso mengatakan, Pertamax yang memiliki RON 95 akan dicampur dengan Bioetanol sebesar 5 persen (E5) sehingga menaikkan nilai oktannya.
Saat ini Pertamina sudah memiliki tiga produk BBM jenis bensin, yakni Pertalite dengan RON 90 Rp10.000, Pertamax dengan RON 92 Rp12.950, serta Pertamax Turbo dengan RON 98 Rp14.400. Sedangkan, Harga Pertamax Green 95 akan dipatok Rp13.900 per liter.
Baca Juga: Arab Saudi Larang Haji ‘Backpacker’, Ini Aturan Terbarunya!