Dalam sebuah langkah kampanye yang menonjol, Calon Wakil Presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka, melanjutkan serangkaian programnya yang bertajuk ‘Gibran Mendengar’.
Kali ini, fokusnya tertuju pada aspirasi para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Cirebon, yang diselenggarakan pada Sabtu, 6 Januari 2024. Lokasi pertemuan, kawasan pusat batik Trusmi di Kabupaten Cirebon, menjadi simbolis bagi dialog yang diinisiasi oleh Gibran.
Pertemuan tersebut mengumpulkan beragam pelaku UMKM, mulai dari perajin tas, pembuat makanan ringan, hingga produsen makanan khas Cirebon seperti tapai ketan.
Gani Maulana, seorang pemilik UMKM kerupuk kulit ikan patin, menyampaikan harapannya kepada Gibran untuk terus memberi perhatian pada kemajuan UMKM, khususnya jika Gibran terpilih menjadi wakil presiden. Kepentingan ini mencakup harapan untuk berkolaborasi lebih lanjut dalam memajukan UMKM, termasuk bantuan dalam perizinan dan pemasaran produk.
“Semoga bisa bantu kami untuk perizinan. Alhamdulillah sekarang juga sudah lebih mudah. Kedepannya tolong bantu kami memasarkan produk,” kata Gani, dalam kesempatan itu.

Dialog yang terjalin antara Gibran dan para pelaku UMKM mencerminkan komitmen calon wakil presiden tersebut dalam mendengarkan dan menyerap aspirasi masyarakat.
Gani, dalam perbincangannya dengan Gibran, mengungkapkan kendala yang dihadapinya, khususnya terkait peralatan karena usahanya masih beroperasi secara rumahan. Gibran, menanggapi hal ini, berjanji untuk berusaha mengatasi permasalahan yang dihadapi para pelaku UMKM.
“Karena kami produksinya masih rumahan, jadi semua masih manual. Produk kami semua dijemur. Kami butuh alat, contohnya seperti oven,” ujar Gani.
Selain itu, seorang pelaku UMKM bernama Intan menyampaikan isu penting seputar pengurusan izin. Gibran menanggapi hal ini dengan menekankan inovasi pemerintah dalam pengurusan izin melalui sistem online untuk mengurangi praktik pungutan liar.
“Ini adalah soal kepercayaan. Ke depannya memang yang namanya perizinan itu harus serba online. OSS sangat membantu mengurangi pungutan liar. Jadi harus ada digitalisasi. Kalau orang ketemu orang nanti pasti ada pungutan liar,” ujar Gibran.
Ini menunjukkan usaha pemerintah dalam digitalisasi proses perizinan sebagai upaya membangun kepercayaan publik dan memudahkan pelaku UMKM.
Kunjungan Gibran juga diwarnai oleh apresiasinya terhadap batik Trusmi, sebagai simbol keberagaman dan kreativitas. Mengenakan rompi batik motif Mega Mendung khas Cirebon, Gibran menunjukkan penghormatannya terhadap warisan budaya setempat.
Dialog yang ia bangun dengan pengrajin batik dan pelaku UMKM menunjukkan komitmennya terhadap pelestarian budaya dan pengembangan industri kreatif.
Kunjungan Gibran ke Cirebon tidak hanya menjadi momen penting dalam kampanye ‘Gibran Mendengar’, tetapi juga mencerminkan dedikasinya terhadap pengembangan UMKM dan pelestarian warisan budaya. Harapannya, kunjungan ini dapat memberikan dorongan positif bagi Batik Trusmi dan potensi UMKM di tingkat nasional.