NawaBineka – Di berbagai sudut kota, terutama di wilayah pedesaan dan pinggiran kota, fenomena sound horeg semakin marak. Sound horeg merujuk pada tren penggunaan sound system besar yang diangkut dengan sepeda motor atau mobil bak terbuka untuk memutar musik dengan volume sangat tinggi di tempat-tempat umum.
Fenomena ini menarik perhatian berbagai kalangan, baik sebagai hiburan murah meriah maupun sebagai sumber gangguan yang mengkhawatirkan.
Asal Usul dan Popularitas Sound Horeg
Istilah sound horeg berasal dari gabungan kata “sound” dan “horeg,” yang merupakan istilah lokal untuk menggambarkan suara yang bising atau keras. Tren ini mulai populer di kalangan anak muda sebagai alternatif hiburan, terutama di daerah-daerah yang minim akses terhadap hiburan modern seperti bioskop atau konser.
Baca Juga: Kesan, Apresiasi, dan Harapan Atlet Indonesia Setelah Olimpiade Paris 2024
Biasanya, sound horeg diadakan di acara-acara lokal seperti pasar malam, perayaan kecil, atau sekadar di pinggir jalan untuk meramaikan suasana. Dengan lagu-lagu dangdut, koplo, atau remix DJ yang menggelegar, sound horeg berhasil mencuri perhatian, bahkan menjadi daya tarik utama di acara-acara tertentu.
Salah satu daya tarik sound horeg adalah kemampuannya untuk menarik kerumunan dengan cepat. Bagi anak-anak muda, sound horeg menjadi sarana ekspresi, tempat berkumpul, dan hiburan yang mudah diakses. Sementara itu, para pemilik sound system sering kali menganggap ini sebagai peluang bisnis kecil-kecilan yang menguntungkan, dengan menawarkan layanan penyewaan sound system untuk berbagai acara.
Kontroversi dan Dampak Lingkungan
Namun, di balik popularitasnya, sound horeg tidak lepas dari kontroversi. Banyak pihak yang menganggap kegiatan ini sebagai gangguan, terutama karena tingkat kebisingan yang dihasilkan bisa mencapai level yang sangat mengganggu, bahkan berbahaya bagi kesehatan pendengaran.
Penduduk setempat di daerah-daerah yang sering menjadi lokasi sound horeg sering kali mengeluhkan polusi suara yang mengganggu kenyamanan dan ketenangan. Tidak jarang, kegiatan sound horeg berlangsung hingga larut malam, mengganggu jam istirahat warga sekitar. Selain itu, kebisingan berlebihan juga berpotensi menimbulkan gangguan kesehatan, seperti stres, gangguan tidur, hingga kerusakan pendengaran.
Dari sisi hukum, pengaturan tentang tingkat kebisingan di ruang publik sebenarnya sudah ada, namun implementasinya masih lemah. Pemerintah daerah sering kali kesulitan untuk menegakkan aturan terkait kebisingan, terutama di wilayah yang luas dan terpencil. Akibatnya, sound horeg sering kali dibiarkan berjalan tanpa pengawasan ketat, menimbulkan masalah bagi masyarakat yang terdampak.
Mencari Solusi yang Seimbang
Fenomena sound horeg mencerminkan kebutuhan akan ruang hiburan yang lebih terjangkau dan dapat diakses oleh masyarakat luas, terutama di daerah-daerah yang jauh dari pusat hiburan kota. Namun, kebutuhan ini harus diimbangi dengan kesadaran akan dampak lingkungan dan kesehatan.
Baca Juga: Presiden Jokowi Berikan Bonus Rp6 Miliar Kepada Atlet Peraih Medali Emas Olimpiade
Para ahli lingkungan dan kesehatan menyarankan agar ada regulasi yang lebih tegas terkait penggunaan sound system di tempat umum, termasuk batasan waktu dan tingkat kebisingan yang diperbolehkan. Selain itu, edukasi kepada masyarakat tentang bahaya polusi suara perlu ditingkatkan, agar para penyelenggara dan pengguna sound horeg lebih bijak dalam menjalankan kegiatan ini.
Di sisi lain, pemerintah daerah diharapkan dapat menyediakan lebih banyak ruang publik yang memadai untuk kegiatan-kegiatan seperti ini, namun dengan pengaturan yang jelas untuk menghindari dampak negatifnya. Dengan pendekatan yang tepat, sound horeg bisa tetap menjadi hiburan yang meriah tanpa mengorbankan kenyamanan dan kesehatan masyarakat.
Sound horeg adalah fenomena yang menunjukkan dinamika sosial dan kebutuhan hiburan di masyarakat. Meski membawa hiburan dan menjadi ajang berkumpul bagi banyak orang, kegiatan ini juga menimbulkan masalah yang tidak bisa diabaikan. Dibutuhkan keseimbangan antara pemenuhan kebutuhan hiburan dan tanggung jawab terhadap lingkungan dan kesehatan masyarakat. Dengan regulasi yang tepat dan kesadaran bersama, fenomena sound horeg bisa dikelola dengan baik, sehingga manfaatnya bisa dirasakan tanpa mengorbankan kenyamanan publik.