Nawabineka.com – Pesawat Azerbaijan Airlines dengan nomor penerbangan J2-8243 jatuh dekat kota Aktau, Kazakhstan, menewaskan 38 dari 67 orang penumpang, pada Jumat (25/12/2024). Pesawat yang seharusnya terbang dari Baku, Azerbaijan, menuju Grozny, Chechnya, malahan meliuk-liuk dan menyimpang jauh dari rute normalnya, melintasi laut sebelum akhirnya jatuh.
Berdasarkan informasi dari situs penerbangan Flight Radar, pesawat tersebut menunjukkan perilaku terbang yang tidak biasa, yang kemudian memicu spekulasi mengenai penyebab kecelakaan tersebut. Ketika informasi awal menyebutkan kemungkinan kecelakaan akibat tabrakan dengan burung, beberapa pakar penerbangan mulai mengemukakan hipotesis lain, yaitu kemungkinan serangan oleh sistem pertahanan udara Rusia.
Analisis Penyebab Kecelakaan
Setidaknya ada empat sumber membeberkan fakta tentang jatuhnya Azerbaijan Airlines, seperti dikutip Reuters, Jumat (27/12/2024). Ini berasal dari temuan awal penyelidikan penyebab jatuhnya pesawat nahas dengan kode penerbangan J2-8243.
“Penerbangan J2-8243 jatuh pada hari Rabu … setelah berbelok dari area Rusia selatan tempat Moskow telah berulang kali menggunakan sistem pertahanan udara terhadap serangan pesawat nirawak Ukraina,” tulis laman itu.
“Ini membuka tab baru pesawat jet penumpang itu yang terbang dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke Grozny, di wilayah Chechnya selatan Rusia, sebelum berbelok ratusan mil melintasi Laut Kaspia,” sambungnya.
Secara rinci disebutkan bahwa salah satu sumber berasal dari Azerbaijan. Di laman tersebut, sumber tersebut menyatakan, hasil awal menunjukkan pesawat itu ditabrak oleh sistem pertahanan udara Pantsir-S Rusia.
“Komunikasinya dilumpuhkan oleh sistem ‘peperangan elektronik’ saat mendekati Grozny. Tidak seorang pun mengklaim bahwa itu dilakukan dengan sengaja. Namun, dengan mempertimbangkan fakta-fakta yang ada, Baku berharap pihak Rusia mengakui penembakan jatuh pesawat Azerbaijan itu,” ucap sumber itu.
Sementara, tiga sumber lain mengonfirmasi kesimpulan awal yang sama. Sayangnya tak dijelaskan rinci apa yang dikatakan dan dari mana sumber berasal.
Namun, berdasarkan laporan lama AFP, dikatakan bahwa ada pula sumber sebenarnya berasal dari pejabat Azerbaijan dan Amerika Serikat (AS). Pesawat Embraer 190 seharusnya terbang ke arah barat laut dari ibu kota Azerbaijan, Baku, ke kota Grozny di Chechnya, Rusia selatan, tetapi malah berbelok jauh dari jalurnya melintasi Laut Kaspia.
“Penyelidikan sedang berlangsung, dengan situs web pro-pemerintah Azerbaijan, Caliber, mengutip pernyataan pejabat yang tidak disebutkan namanya yang mengatakan bahwa mereka yakin rudal Rusia yang ditembakkan dari sistem pertahanan udara Pantsir-S menjatuhkan pesawat tersebut,” tulis AFP.
Klaim lain juga dilaporkan The New York Times, penyiar Euronews, dan kantor berita Turki, Anadolu. Euronews mengutip sumber pemerintah Azerbaijan yang mengatakan bahwa ada “pecahan peluru menghantam penumpang dan awak kabin saat meledak di samping pesawat saat penerbangan”.
Beberapa pakar penerbangan dan militer menyebut bahwa Azerbaijan Airlines mungkin secara tidak sengaja ditembak oleh sistem pertahanan udara Rusia karena terbang di area tempat aktivitas pesawat nirawak Ukraina dilaporkan.
Mantan pakar di badan investigasi kecelakaan udara BEA Prancis mengatakan tampaknya ada banyak kerusakan akibat pecahan peluru di reruntuhan pesawat.
“Kerusakan itu mengingatkan pada penerbangan Malaysia Airlines MH17, yang ditembak jatuh dengan rudal darat-ke-udara oleh pemberontak yang didukung Rusia di atas Ukraina timur pada tahun 2014,” kata pakar yang minta namanya dibuat anonim itu.
Sementara itu, kotak hitam pesawat sendiri sudah ditemukan. Laporan ini menampik dugaan penyebab sebelumnya bahwa, pesawat jatuh setelah melewati sekawanan burung.
Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev menyatakan, hari Kamis sebagai hari berkabung. Ia membatalkan rencana kunjungan ke Rusia untuk menghadiri pertemuan puncak informal Commonwealth of Independent States (CIS), sebuah kelompok negara-negara bekas Uni Soviet.
“Saya menyampaikan belasungkawa kepada keluarga korban yang meninggal dalam kecelakaan itu… dan mendoakan agar korban luka segera pulih,” kata Aliyev dalam sebuah unggahan di media sosial.
Situs web Flight Radar menunjukkan pesawat itu menyimpang dari rute normalnya, melintasi Laut Kaspia, lalu berputar-putar di atas area tempat pesawat itu akhirnya jatuh di dekat Aktau, di pantai timur laut tersebut. Kazakhstan mengatakan pesawat itu membawa 37 penumpang Azerbaijan, enam warga Kazakh, tiga warga Kirgistan, dan 16 warga Rusia.
Konsekuensi dari Kecelakaan Ini
Kecelakaan ini tidak hanya menimbulkan korban jiwa, tetapi juga menggarisbawahi ketegangan yang terus mempengaruhi hubungan internasional di kawasan tersebut. Sistem peperangan elektronik Rusia diduga telah membuat sistem komunikasi pesawat lumpuh, sehingga menggagalkan setiap upaya untuk berkomunikasi dengan kontrol lalu lintas udara lokal.
Sementara itu, laporan menunjukkan bahwa Rusia dan Azerbaijan kini terpaksa berhadapan dengan dampak dari insiden ini yang dapat mengguncangkan kepercayaan publik terhadap keselamatan penerbangan di wilayah yang terlibat dalam konflik yang berkepanjangan. Pejabat tinggi penerbangan dari kedua negara kini menjadi sorotan seiring dengan berlangsungnya penyelidikan lebih lanjut mengenai insiden ini.
Kendati demikian, Juru bicara Rusia Dmitry Peskov membantah semua tudingan tersebut. Dia menegaskan, hal yang salah membuat hipotesis apa pun sebelum kesimpulan penyelidikan diberikan.