NawaBineka – Dalam beberapa pekan terakhir, kemunculan aplikasi ‘Koin Jagat’ telah menimbulkan perdebatan di kalangan publik di Indonesia. Aplikasi ini melibatkan pengguna dalam permainan berburu koin, yang seharusnya menjadi hiburan, namun telah menyebabkan dampak negatif, terutama kerusakan pada fasilitas umum.
Kontroversi ini memuncak ketika aktivitas berburu koin tersebut dikaitkan dengan perusakan fasilitas publik, seperti di Gelora Bung Karno (GBK). Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) turun tangan setelah menerima berbagai laporan masyarakat mengenai dampak negatif yang ditimbulkan oleh perburuan koin di seluruh tanah air.
Tindak Lanjut Kementerian Komdigi
Kementerian Komdigi menjelaskan bahwa mereka tidak ragu untuk mengambil tindakan tegas terhadap platform digital yang tidak mematuhi norma dan hukum yang berlaku di Indonesia. Dalam konteks ini, pihak Kementerian mengingatkan bahwa pengembang aplikasi digital wajib melihat dan mematuhi peraturan hukum saat merancang fitur atau program.
Wakil Menteri Komunikasi dan Digital Angga Raka Prabowo mengungkapkan keyakinannya bahwa inovasi dalam teknologi dapat berkembang jika dilakukan dengan mematuhi ketentuan hukum.
“Oleh karena itu kami berkomunikasi dengan pihak Jagat untuk mendapatkan keterangan dan juga mendorong pengembangan dan penggunaan platform digital yang berdampak positif ke masyarakat,” kata Angga dalam keterangan resmi, dikutip Kamis (16/1/2025).
“Kami juga meminta agar perusahaan memperhatikan norma dan nilai-nilai hukum di Indonesia dalam membuat program atau platform digital,” imbuhnya.
Angga menegaskan Kementerian Komdigi tidak ragu melakukan tindakan tegas apabila penyelenggara platform digital tidak mematuhi hukum dan peraturan yang berlaku.
Pengawasan Kementerian Ekonomi Kreatif
Setelah ditindaklanjuti oleh Kementerian Komdigi, perhatian terhadap aplikasi Koin Jagat tidak berhenti di situ. Kementerian Ekonomi Kreatif (Kemenkraf) juga ikut memantau perkembangan aplikasi ini, mengingat tren berburu koin telah menarik perhatian masyarakat luas.
Kenaikan popularitas aplikasi Koin Jagat yang diiringi dengan tindakan merusak fasilitas umum menjadi perhatian serius bagi pemerintah. Tindakan ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga hukum dan ketertiban di masyarakat melalui pengawasan yang lebih ketat terhadap aplikasi digital.
Transformasi Fitur Koin Jagat
Setelah pertemuan tersebut, Co-Founder Jagat Barry Beagen menyatakan komitmennya untuk mengubah format kegiatan di platform dalam waktu tiga hari ke depan.
Ia juga menyampaikan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang dirugikan sebagai imbas fitur di platform tersebut.
“Berdasarkan diskusi yang konstruktif dengan Komdigi, kami akan mengubah format Coin Hunt menjadi ‘Misi Jagat’ untuk mendorong pengguna berkontribusi positif bagi ruang publik dan fasilitas umum,” ujar Barry.
Jagat, kata Barry, akan mendorong para pengguna untuk melakukan perbaikan ruang publik terlebih dahulu dan selama periode ini tidak akan ada koin yang bisa diburu dalam aplikasi Jagat.
Barry menambahkan bahwa Jagat akan membuat kanal resmi bagi pemerintah, pengelola, hingga masyarakat umum untuk memonitor dan melaporkan jika masih ada kerusakan pada fasilitas publik yang diakibatkan kegiatan ‘berburu koin’ di platform mereka.
Dia memastikan koin-koin yang berada di daerah rawan akan segera dihapus dari aplikasi. Dengan mengubah format dari ‘Coin Hunt’ menjadi ‘Misi Jagat’, diharapkan pengguna dapat lebih berkontribusi positif tanpa merugikan lingkungan dan masyarakat yang lebih luas.
Kontroversi yang melibatkan Koin Jagat telah menyoroti pentingnya regulasi di bidang teknologi dan aplikasi digital. Kolaborasi antara pemerintah dan pengembang diharapkan dapat menciptakan lingkungan digital yang aman, produktif, dan responsif terhadap kebutuhan masyarakat.
Semoga dengan adanya perubahan yang dilakukan oleh Koin Jagat, platform digital di Indonesia dapat berkembang dengan seimbang, mengedepankan kreativitas serta mematuhi hukum yang berlaku, untuk menciptakan dampak positif bagi masyarakat.
