NawaBineka – Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas, Suharso Monoarfa mengaku, pihakna sedang mengkaji program makan siang gratis presiden terpilih Prabowo Subianto. Kajian tersebut meliputi siapa target penerima makan siang gratis yang pantas hingga nilai gizi yang diberikan.
“Pertama, siapa targetnya, siapa yang paling pantas dapat itu, kemudian frekuensinya seminggu sekali atau dua kali? Kemudian standar gizi berapa kalori yang diberikan apakah 40 persen? 50 persen?” kata Suharso Monoarfa baru-baru ini.
Baca Juga: Mahalini Mualaf Jelang Pernikahan dengan Rizky Febian
Menurut Suharso, program makan siang gratis harus mengutamakan pangan lokal. Dia ingin daerah menjadi lebih berdaya dengan adanya program unggulan Prabowo-Gibran itu.

“Kemudian pangannya harus yang ada di lokal, jangan sampai beli tempe dari tempat lain, beli tahu dari tempat lain, beli ikan dari tempat lain, tetapi di tempat itu sendiri supaya bisa menumbuhkembangkan daerah,” harapnya.
Kajian Bappenas selanjutnya mengenai pelaksanaan program makan siang gratis. Suharso berpendapat, program besar tersebut tidak bisa dilaksanakan secara terpusat.
Baca Juga: Arab Saudi Larang Haji ‘Backpacker’, Ini Aturan Terbarunya!
“Kemudian terkait pengorganisasian pelaksanaan, kita punya pengalaman terkait BOS (Bantuan Operasional Sekolah), kita akan timbang itu, karena tidak bisa kita sentralisir,” ujarnya.

Suharso menambahkan, semua program Presiden Prabowo, khususnya yang ada di dalam Astacita, akan dikaji sesuai dengan kemampuan fiskal pemerintah saat ini. Sebab, pemerintahan Prabowo-lah yang akan mengerjakan rencana kerja pemerintah (RKP) 2025 yang kini disusun Bappenas.
“Semua program tentu ditimang sesuai dengan peraturan yang ada dan kemampuan fiskal. Astacita-nya Presiden terpilih Prabowo itu dimasukkan diintegrasikan dengan rencana kerja pemerintah 2025 karena beliau yang akan melaksanakan kerja kerja konstitusional,” pungkasnya.