NawaBineka – Kerusuhan di Bangladesh bermula sejak Juni 2024, dipicu oleh protes mahasiswa terhadap sistem kuota pekerjaan pemerintah yang dianggap tidak adil.
Sistem ini memberikan 30 persen pekerjaan pemerintah kepada keluarga veteran perang kemerdekaan Bangladesh, yang mengakibatkan ketidakpuasan luas, terutama di kalangan generasi muda.
Baca Juga: Kebencian Anti-Muslim di Inggris Memicu Kerusuhan, Ini Penyebanya!
Meskipun pemerintah kemudian menyetujui putusan Mahkamah Agung untuk mengurangi kuota veteran menjadi 5%, protes terus berlanjut dan berubah menjadi gerakan anti-pemerintah yang lebih besar.
Bangladesh today has showed the world how to deal with a fascist and dictatorship.#SheikhHasina #BangladeshViolence pic.twitter.com/gzs33rt2Vc
— Dhruv Rathee (Parody) (@dhruvrahtee) August 5, 2024
Seiring waktu, protes ini berkembang menjadi kekerasan yang meluas, dengan kelompok ekstremis Islamis seperti Jamaat-e-Islami dan Hefazat-e-Islam memanfaatkan situasi ini untuk menyerang komunitas Hindu.
Rumah, kuil, dan bisnis milik komunitas Hindu diserang, dibakar, dan dijarah, menyebabkan kematian dan pengungsian massal.
Baca Juga: Ketegangan PBNU dan PKB: Awal Mula Konflik Hingga Harmonisasi
PM Bangladesh Sheikh Hasina Mundur Usai 15 Tahun Berkuasa
Pada awal Agustus 2024, situasi mencapai puncaknya ketika Perdana Menteri (PM) Bangladesh Sheikh Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India setelah menghadapi tekanan dari protes yang meluas dan kekerasan yang semakin meningkat.
Pengunduran diri PM Sheikh Hasina menandai akhir dari 15 tahun pemerintahannya. Setelah pengunduran dirinya, militer Bangladesh yang dipimpin Jenderal Waker-uz-Zaman, mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara untuk mengendalikan situasi.
Hasina diketahui melarikan diri ke India dan mendarat di Pangkalan Udara Hindon dekat Ghaziabad. Keputusan untuk melarikan diri diambil setelah kerusuhan mencapai puncaknya dan ketidakmampuan pemerintah untuk mengendalikan situasi.
Baca Juga: Terungkap! Marisa Putri Terlibat Kecelakaan Maut Usai Pulang Dugem

Kerusuhan yang terjadi di Bangladesh telah menyebabkan ratusan korban jiwa. Laporan menunjukkan bahwa sejak pertengahan Juli, lebih dari 300 orang telah tewas akibat kekerasan dan kerusuhan di berbagai wilayah.
Pada salah satu hari paling mematikan, sekitar 100 orang tewas, termasuk seorang konselor Hindu bernama Kajal Roy. Kekerasan ini juga menyebabkan ribuan orang terluka dan banyak lainnya kehilangan tempat tinggal.
Seorang warga negara Indonesia (WNI) meninggal dalam kerusuhan di Bangladesh pada Senin (5/8). Kementerian Luar Negeri RI mendapat informasi dari Kedutaan Besar RI (KBRI) di Dhaka soal penyebab WNI berinisial DU meninggal.
“DU meninggal dunia akibat menghirup terlalu banyak asap karena hotel tempat almarhum menginap terbakar di tengah-tengah kerusuhan,” tulis rilis Kemlu, Selasa (6/8).
Kemlu juga menyatakan DU baru saja tiba di Bangladesh tanggal 1 Agustus 2024 untuk kunjungan bisnis. Kemlu telah menghubungi keluarga almarhum di Indonesia untuk menyampaikan ucapan belasungkawa dan akan memfasilitasi repatriasi jenazah.
Terkait situasi keamanan di Bangladesh, Kemlu dan KBRI Dhaka juga mengimbau para WNI meningkatkan kewaspadaan, menghindari kerumunan massa dan lokasi demonstrasi dan mengikuti langkah-langkah kontingensi yang diarahkan KBRI Dhaka.
Komunitas internasional, termasuk Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan berbagai organisasi hak asasi manusia, telah mengecam kekerasan ini dan mendesak pemerintah Bangladesh untuk mengambil tindakan tegas dalam melindungi minoritas Hindu, serta mengadili para pelaku kekerasan.
Volker Türk, Komisaris Tinggi Hak Asasi Manusia PBB, menyuarakan keprihatinannya yang mendalam dan menyerukan penghentian segera kekerasan serta pemulihan akses internet penuh untuk memfasilitasi dialog yang bermakna.
Saat ini, situasi di Bangladesh tetap tegang dan tidak menentu, dengan militer berupaya menstabilkan negara dan memulihkan ketertiban sambil berjanji untuk menyelidiki tindakan keras yang menyebabkan banyak korban jiwa.
Masyarakat internasional terus memantau perkembangan ini dengan cermat, berharap melihat pemulihan perdamaian dan keadilan bagi semua warga Bangladesh.
Baca Juga: Ridwan Kamil OTW Jakarta, Dapat Dukungan KIM Plus