Thursday, June 12, 2025
spot_img
HomeNewsEkonomiAturan Bahlil Makan Korban, Ibu di Tangsel Meninggal Dunia Usai Antre LPG...

Aturan Bahlil Makan Korban, Ibu di Tangsel Meninggal Dunia Usai Antre LPG 3 Kg

NawaBineka – Kelangkaan LPG 3 kg akibat kebijakan pembatasan distribusi hanya hingga tingkat pangkalan memicu antrean panjang di berbagai daerah. Dampak dari kebijakan ini semakin nyata setelah seorang warga Pamulang, Tangerang Selatan, Yonih (62), meninggal dunia usai mengantre gas melon, Senin (3/2/2025).

Yonih, yang sehari-hari berjualan makanan, berangkat dari rumahnya sekitar pukul 11.00 WIB dengan membawa dua tabung gas kosong. Ia berjalan kaki sejauh 500 meter menuju agen LPG yang lebih jauh dari biasanya karena stok di warung langganannya habis.

Setelah mengantre selama lebih dari satu jam, ia akhirnya mendapatkan gas dan kembali pulang. Namun, dalam perjalanan, tubuhnya melemah. Ia sempat beristirahat di depan sebuah laundry sebelum akhirnya dijemput oleh menantunya.

Setibanya di rumah, ia mendadak pingsan. Keluarga segera membawanya ke Rumah Sakit Permata, tetapi nyawanya tidak tertolong.

“Dia sempat mengucapkan ‘Allahu Akbar’ dua kali, lalu pingsan. Kami langsung membawanya ke rumah sakit, tapi setibanya di sana, dia sudah tidak bernyawa,” ujar adiknya, Rohaya (51), dengan suara lirih.

Korban Tidak Memiliki Penyakit Serius

Keluarga memastikan bahwa Yonih tidak memiliki riwayat penyakit serius, meski disebut mengalami tekanan darah tinggi. Ia dikenal sebagai sosok pekerja keras yang sedang menabung untuk berangkat umrah.

“Dia rajin bekerja, tidak mau diam. Saya sudah menyarankan agar tidak terlalu capek, cukup jualan sembako saja. Tapi dia tetap ingin mencari tambahan untuk umrah,” lanjut Rohaya.

Ketua RT 001 Pamulang Barat, Saeful, menyebut bahwa almarhumah kemungkinan besar meninggal akibat kelelahan setelah mengantre lama dan membawa dua tabung gas melon.

“Warga yang mengenalnya melihat dia pucat dan langsung menelepon keluarganya untuk dijemput. Namun, di perjalanan ke rumah sakit, beliau sudah tidak tertolong,” kata Saeful.

Antrean Panjang Akibat Kebijakan Pengecer Dihapus

Sejak pemerintah melarang pengecer menjual LPG 3 kg, warga kini harus mengantre di agen resmi untuk mendapatkan gas melon. Antrean panjang terjadi di berbagai wilayah, termasuk Tangerang Selatan.

“Orang-orang harus antre berjam-jam. Bahkan ada yang sampai mencari ke daerah lain karena stok gas di wilayahnya habis. Saya lihat beberapa orang mengantar anak sekolah sambil menenteng tabung gas,” ujar Saeful.

Masyarakat kini semakin kesulitan mendapatkan LPG 3 kg, terutama mereka yang tidak memiliki banyak waktu untuk mengantre.

Warga Minta Pemerintah Evaluasi Kebijakan

Warga berharap pemerintah segera mengevaluasi kebijakan ini agar tidak semakin menyusahkan masyarakat kecil.

“Kalau mau bikin kebijakan, seharusnya dikaji dulu. Jangan langsung eksekusi sampai gas hilang dari pasaran. Ini malah bikin rakyat kesulitan,” keluh Ramadhan, tetangga korban.

Presiden Prabowo Subianto baru saja menginstruksikan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia untuk mengaktifkan kembali pengecer dalam penjualan LPG 3 kg. Keputusan ini diambil setelah koordinasi antara DPR dan pemerintah terkait aspirasi publik yang mengeluhkan sulitnya mendapatkan gas bersubsidi.

Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad mengatakan, instruksi tersebut bertujuan untuk memastikan masyarakat tetap dapat membeli LPG 3 kg dengan harga yang terjangkau, meskipun pemerintah juga berupaya menertibkan pengecer agar beroperasi lebih resmi.

“Presiden Prabowo telah menginstruksikan kepada Menteri ESDM untuk mengaktifkan kembali pengecer berjualan Gas LPG 3 kg sambil menertibkan pengecer jadi agen sub pangkalan secara parsial,” ujar Dasco kepada wartawan, Selasa (4/2/2025).

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments