Wednesday, May 21, 2025
spot_img
HomeLifestyleHealthAnak SD yang Depresi karena HP Dijual Ibu, Dapat Bantuan Biaya Pendidikan...

Anak SD yang Depresi karena HP Dijual Ibu, Dapat Bantuan Biaya Pendidikan dan Alat Sekolah dari Jokowi

NawaBineka – Anak Sekolah Dasar (SD) di Cirebon, Jawa Barat yang mengalami depresi karena Handphone (HP) miliknya dijual sang ibu akhirnya viral dan mendapat perhatian sekaligus bantuan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Bantuan berupa biaya pendidikan dan peralatan sekolah tersebut disampaikan Staf Kementerian Sekretariat Negara RI, Puput Hariadi.

“Semoga bantuan dari Bapak Presiden RI dapat bermanfaat dan digunakan dengan sebaik-baiknya,’’ kata Puput, Senin (13/5/2024).

Dalam kesempatan itu, Puput berharap dengan adanya bantuan tersebut, ARP dapat bersekolah kembali. Dia juga mengimbau agar penggunaan bantuan biaya pendidikan itu dipantau orang tua dan Dinas Pendidikan.

‘’Karena bantuan ini untuk pendidikan, jadi penggunaannya harus dipantau orang tua dan Dinas Pendidikan,’’ kata Puput.

Sekadar diketahui, baru-baru ini media sosial dihebohkan dengan kabar viral seorang anak SD berinisial ARP (13) di Kota Cirebon yang mengalami depresi gegara HP milik sang anak dijual ibunya.

Anak SD itu mengamuk hingga memilih putus sekolah sejak Agustus 2023 lalu. Peristiwa itu mengundang perhatian publik dan Dinas Pendidikan Kota Cirebon hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ibu ARP, Siti Anita menjelaskan, sudah 10 bulan, anaknya mengalami depresi dan kerap membuat ulah baik di rumah maupun lingkungannya.

“Dia berhenti sekolah pas naik kelas 6 SD,” kata Siti, Selasa (14/5/2024).

Perubahan sikap anak pertama dari tiga bersaudara itu terjadi setelah handphone hasil menabungnya sendiri dijual sang ibu untuk keperluan sehari-hari. Meski, sang ibu sudah meminta izin dan berjanji menggantinya jika mendapat rezeki, namun ARP ternyata memendam kesedihan hingga membuatnya depresi.

Menurut pengakuan Siti, anaknya kerap kabur dari rumah hingga membuatnya kewalahan dan panik. Bahkan, di sekolah pun kerap membuat ulah sebelum akhirnya memutuskan tak mau sekolah lagi.

“Awalnya sih sering ngelamun, karena saya merawat tiga anak jadi gak bisa mantau. Dia sering ngamuk karena HP-nya saya jual. Sebenarnya, anaknya tidak nakal. Tapi mungkin kesel HP-nya saya jual,” cerita Siti.

Siti mengaku, terpaksa menjual handphone anaknya karena faktor ekonomi lantaran 8 bulan tak ada kabar dari suaminya yang bekerja sebagai buruh serabutan atau kuli di luar kota. Dia pun berharap, anaknya bisa kembali normal dan sekolah seperti dulu.

“Saya bingung karena tidak ada uang buat makan. Suami saya sudah 8 bulan tidak ada kabar,” beber Siti.

“Saya kepengin anak saya bisa kembali lagi kayak dulu,” harapnya.

RELATED ARTICLES

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Most Popular

Recent Comments