NawaBineka – Sebanyak 40 jenazah korban tabrakan antara pesawat jet komersial American Airlines dan helikopter black hawk milik militer AS Black Hawk berhasil ditemukan di Sungai Potomac, Washington DC.
Jenazah tersebut ditemukan dalam kondisi utuh dan sebagian terpisah, usai kecelakaan maut yang terjadi pada Rabu (29/1) malam waktu setempat. Pencarian korban sempat dihentikan sore ini dan akan dilanjutkan kembali besok siang.
Evakuasi Jenazah Korban
Menurut laporan CBS News, Jumat (31/1), tim penyidik telah mengevakuasi jenazah korban yang terdampar di Sungai Potomac. Namun, pihak berwenang meyakini masih banyak korban yang terjebak di bagian ekor pesawat yang belum ditemukan.
“Kami akan melanjutkan pencarian besok siang untuk memastikan semua korban dapat dievakuasi,” ujar seorang sumber dari pihak berwenang.
Kronologi Kecelakaan
Kecelakaan ini terjadi ketika pesawat American Eagle 5342, yang dioperasikan oleh American Airlines, sedang dalam perjalanan dari Wichita, Kansas, menuju Bandara Reagan National di Washington DC. Pesawat tersebut membawa 60 penumpang dan 4 awak kabin.
Saat melakukan pendekatan untuk mendarat, pesawat bertabrakan dengan helikopter militer Black Hawk yang membawa 3 awak tentara. Tabrakan di udara ini menyebabkan kedua kendaraan jatuh ke Sungai Potomac. Hingga saat ini, kondisi ketiga awak helikopter masih belum diketahui.
Respons Otoritas
Otoritas Penerbangan Federal (FAA) langsung mengeluarkan perintah grounding sementara untuk semua penerbangan di Bandara Reagan National. Kepolisian Washington DC juga mengerahkan tim gabungan dari berbagai lembaga untuk menangani lokasi kecelakaan.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump menyatakan bahwa kecelakaan ini seharusnya bisa dicegah. Dalam pernyataannya, Trump mengkritik pihak pengendali lalu lintas udara yang dinilai lamban mengambil tindakan. “Ini adalah tragedi yang seharusnya tidak terjadi,” ujar Trump.
Upaya Pencarian dan Evakuasi
Tim penyelamat dari berbagai lembaga, termasuk Coast Guard, pemadam kebakaran, dan polisi, telah bekerja tanpa henti sejak kecelakaan terjadi. Mereka menggunakan peralatan canggih, termasuk sonar dan drone bawah air, untuk mencari korban yang masih terjebak di reruntuhan pesawat.
“Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menemukan semua korban dan memastikan mereka bisa dipulangkan kepada keluarga,” kata seorang petugas penyelamat.
American Airlines telah membuka hotline khusus bagi keluarga korban yang membutuhkan informasi lebih lanjut. Maskapai juga mengirim tim darurat ke Washington DC untuk memberikan dukungan psikologis dan logistik kepada keluarga korban.
“Kami berduka atas kejadian ini dan akan terus memberikan dukungan kepada keluarga korban serta bekerja sama dengan otoritas dalam penyelidikan,” ujar perwakilan American Airlines.
Penyelidikan Menyeluruh
Dewan Keselamatan Transportasi Nasional (NTSB) telah mengambil alih penyelidikan untuk menentukan penyebab pasti kecelakaan. Mereka akan menganalisis rekaman black box, data radar, dan wawancara dengan saksi mata. Proses ini diperkirakan memakan waktu beberapa minggu hingga bulan.
Kecelakaan ini menjadi salah satu tragedi penerbangan terburuk dalam beberapa tahun terakhir di AS. Sementara tim penyelamat terus berupaya menemukan korban yang masih hilang, masyarakat menunggu hasil penyelidikan resmi untuk memastikan langkah pencegahan di masa depan.